Glad To Meet You, Let's Keep The Relationship - Senang Berkenalan Dengan Anda, Mari Jaga Silaturahim

Rabu, 01 Januari 2014

Bukti Bapak Berjiwa Nasionalis - Tidak ada HARAHAP di Ijazah Kami

Bismillahiirrahmaanirrohiim

Alhamdulillah, segala puja dan puji untuk Allah dan sholawat serta salam untuk Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Sebelum  saya menuliskan ini, Hamba bersimpuh memohon kepada-MU Yaa Allah. Semoga Allah Robbul Izzati menerima semua amal kebaikannya, memaafkan segala kesalahannya, melapangkan kuburnya dan menjadikannya Taman Surga hingga akherat kelak, mengumpulkannya bersama kami dibawah panji Rasulillah Muhammad SAW di Padang Mahsyar nanti serta memudahkannya untuk memasuki Syurga-MU dari semua Pintu Perkenankanlah semua ini untuk Ayahanda tercinta Yaa Allah,,,Amiin YRA.

Selanjutnya dari kisah Ayahanda,,,,


#Ayahanda di Jogja

Setelah sekian tahun merantau di Jogja. Akhirnya ayahanda bertemu seorang perempuan dan mulai jatuh hati kepadanya. Bagaimana tidak? Perempuan ini sangat memperhatikan diri ayahanda. Karena itulah ayahanda memberanikan diri meminang perempuan ini.

Ditemani saudara tertua, ayahanda berkunjung kerumah perempuan calon pendamping hidupnya. Setelah berkumpul, diutarakanlah  maksud dan tujuan kedatangan mereka.
"Saya ingin meminang SUWARTINI putri bapak untuk menjadi isteri saya, mbah!" Tutur ayahanda dengan hati-hati.
"Aku tahu kamu SALAMAT! Mau dikasih makan apa anakku nanti. Kamu Kuliah dulu terus kerja, nah setelah itu,,,boleh kamu ambil Tini untuk bojo koe!" Jawab mbah SUKARLAN.
"Enjeh Mbah, Aku pasti akan kuliah dan bekerja untuk menghidupi anak istriku kelak. Saat ini saya hanya bisa berjanji. Sebentar lagi saya akan merantau ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah dan bekerja. Tapi saya tidak mau kehilangan TINI, saya bermaksud menikah dengannya sebelum saya merantau,,," Tambah ayahanda.
"Aku sih mboten nopo-nopo,,,sekarang tergantung si TINI, mau ndak dia sama sampeyan?" Jawab mbah sambil melirik anak perempuannya.

Alhamdulillah,,,lamaran diterima. Pernikahan antara SALAMAT HARAHAP (Ayahanda) dan SUWARTINI (Ibunda) berlangsung sederhana.

Setelah beberapa bulan, ayahanda pamit kepada keluarga Mbah Sukarlan.
"Mbah, aku pamit mau ke Jakarta. Aku titip TINI yaa. Nanti Insya Allah tiap bulan aku kirimi uang buat TINI dan keluarga." Kata ayahanda.
"Yaa,,,hati-hati yaa koe merantau. Jaga diri, jangan lupa ibadah dan jangan sombong. Si TINI nanti aku jaga" Jawab mbah.
"Terima kasih mbah" kata ayahanda sambil sungkem meminta izin kepada mbah Sukarlan.

#Ayahanda di Jakarta

Hampir tiga tahun ayahanda di Jakarta. Ayahanda tinggal di MESS Atlit di ISTORA SENAYAN (sekarang GBK). Alhamdulillah ayahanda sudah menjadi atlit. Kebisaannya ada di olahraga GULAT. Ayahanda selalu dikirim setiap ada pesta olahraga sebagai atlet Gulat kontingan Provinsi DKI Jakarta. Banyak medali dan piagam penghargaan yang telah diperoleh ayahanda saat itu. Ayahanda juga pernah mengikuti ASIAN GAMES di Jepang.

Karena prestasinya itu juga lah, ayahanda dilarang mengikuti pertandingan. Ayahanda di minta untuk tidak ikut bertanding. Ayahanda diminta untuk MELATIH. Benar suatu prestasi yang amat menbanggakan. Puncak prestasi yang didapat ayahanda adalah saat di nobatkan sebagai PELATIH GULAT NASIONAL.

Namun nama pelatih gulat nasional tidak memutus ayahanda untuk melatih bidang olahraga lainnya. Ayahanda juga menerima private Berenang. Kebetulan anak didiknya adalah anak-anak pejabat saat itu.

#Ibunda menyusul ke Jakarta

"Slamet,,,Slamet (panggilan ayahanda oleh temannya),,,ada yang nyari tuh!" Teriak teman sekamar ayahanda.
"Siapa,,,?"Tanya ayahanda.
"Perempuan, bawa anak kecil perempuan. Katanya dari Jogja!" Tukas teman ayahanda.
Mendengar kata perempuan dan Jogja, ayahanda langsung bergegas melihat siapa yang datang.
"Ya Allah, ini Istriku,,,!!" Teriak ayahanda spontan setelah melihat ibunda.
"Kamu kesini sama siapa???" tanya ayhanda kepada ibunda
" Berdua saja bang, sama anak kita" Jawab ibunda
"Dari Jogja,,,,cuma sendirian???" Tanya teman ayahanda keheranan sambil terkagum-kagum dengan keranian ibunda.
"Subhanallah,,,,anakku BUTET sudah besar, cantik pula" Kata ayahku sambil menggendong dan mengangkat keatas kakak pertamaku.
"Iya met, anakmu kok cantik kali. Beda dengan kau yang kumel dan bau!!!" Canda teman ayahanda.
"Sial, kau Bah!!!" Balas ayahanda.

Ibunda menyusul ke Jakarta hanya berdua dengan kakak pertamaku "Butet Lestari Rahayu Ningsih". Padahal ibunda belum pernah meninggalkan kota Jogja sama sekali. Ibunda pun merasa heran pada waktu itu, kenapa dia memiliki keberanian yang luar biasa.

Akhirnya keluarga kami mendapat tempat sementara untuk berkumpul di Mess Atlit. Semua teman ayahanda yang melihat mbak Butet pasti akan mengoda ayahanda. Paras Mbak Butet itu kulitnya putih bersih, rambut hitam lurus (Hampir seperti orang china). Sedangkan ayahanda kumel hitam dan bau. Tapi badan ayahanda memang sangat terlihat seperti Model L-Men.

#Dipanggil Gubernur DKI

Pada saat ayahanda masih menjadi atlet, Gubernur DKI saat itu dipimpin oleh seorang Kharismatik bernama Bpk ALI SADIKIN. Entah kapan (ayahanda tidak menyebutkan tanggalnya), Bang ALI (panggilan sang Gubernur) mengadakan kunjungan ke Istora Senayan. Kebetulan sekali yang di tuju adalah para olahragawan Gulat. Semua pelatih gulat dikumpulkan di suatu ruangan.

"Saya sudah melihat prestasi gulat, tapi saya khawatir?" Kata Bang Ali.
Semua yang hadir merasa keheranan dengan pernyataan bang Ali.
"Gulat sangat berprestasi, tapi itu yang saya khawatirkan,,!!" tambah Bang Ali
"Mohon maaf Bang, kenapa yaa? Kami heran!" tanya salah satu peserta yang hadir.
"Begini,,,,saya sudah melihat para pemain dan para pelatih" Kata bang Ali sambil mengambil nafas.
"Nama kamu siapa?" tunjuk bang Ali kepada ayahanda.
"Salamat Harahap, bang!" Jawab ayahanda tegas.
"Itulah,,,!!!" Kata Bang Ali
"Asal kamu mana?" tanya Bang Ali kembali.
"Medan bang, Saya orang Batak!" Jawab ayahanda
"Olahraga Gulat sekarang ini,,,saya khawatir menjadi cabang olahraganya orang-orang Sumatera, khususnya orang Batak. Saya tidak mengharapkan seperti itu. Kita ini tinggal Di Indonesia. Kalau sudah berjuang untuk negara, ya lepas lah semua embel-embel kedaerahan. Kalau begini terus, nanti suku-suku lain nggak ada yang mau jadi atlet Gulat." Jelas Bang Ali.
"Terus gimana bang?" tanya peserta lain
"Begini saja, terserah kalian mau diikuti atau tidak. Tapi saya sangat berharap ini dilaksanakan. Demi Kejayaan Gulat, bagaimana kalau untuk nama tidak usahlah menggunakan apalagi membawa nama Marga. Bahasa pun, jangan lah banyak menggunakan bahasa batak. Bahasa Indonesia sajalah, biar lebih mengerti. Nanti pun kalu kalian memiliki anak, ya kalau bisa gag usahlah pakai marga. Kita khan INdonesia, buanglah kedaerahan!" tegas bang Ali.

Dan rupanya buntut dari pertemuan Sang Gubernur DKI dengan para Atlet dan Pelatih Gulat, sangat melekat dalam benak ayahanda. Beliau mengikuti saran sang Pemimpin kala itu.

"Benar, Saya hidup di Indonesia, Saya berjuang untuk Indonesia. Tapi dalam jiwa ini tetap mengalir Darah Batak dan aku bangga karenanya, tapi aku akan lebih bangga jika Nama Indonesia yang harum, bukan daerahku" Pikir ayahanda dalam hati.

Demikianlah dikeluarga kami tidak menggunakan nama marga HARAHAP di semua Ijazah. Mulai dari anak pertama hingga sang bontot. Bahkan ayahanda tidak mengajarkan bahasa batak kepada kami. Ibunda pun tidak mengajarkan bahasa jawa kepada kami. Sehari-hari kami menggunakan bahasa Indonesia.
 


Berikut nama-nama pada keluarga besar kami:

  1. Ayahanda SALAMAT HARAHAP
  2. Ibunda SUWARTINI
  3. BUTET LESTARI RAHAYU NINGSIH HARAHAP
  4. SUTAN MARTUA PAJAR HARAHAP
  5. BAGINDA PARDOMUAN HARAHAP
  6. NAMORA HARAHAP
  7. BULANDARI HARAHAP
  8. MAHARAJA HARAHAP
  9. LEDY RAFAH HARAHAP
  10. PANGERAN MAHATTIR MUHAMMAD HARAHAP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yang baik tidak mengandung unsur CYBERCRIME dan SARA